Ada beberapa makan yang bisa memicu reaksi alergi seperti gandum, kacang-kacangan, makanan laut, susu, telur dan juga berbagai macam buah dan sayur tertentu. Konsumsi makanan tersebut, sengaja ataupun tidak sengaja maunpun banyak atau sedikit, juga akan bisa memicu sistem imun untuk bisa melepaskan histamin.
Dengan pelepasan histamin dengan jumlah yang tinggi dapat sebabkan reasksi negatif yang akan memicu peradangan. Efek dari peradangan itu tersebut akan menimbulkan beberapa gelaja seperti diare, muntah, mual-mual, pebengkakan pada matah, lidah, bibir, gatal-gatal di semua badan, dan juga hidung meler. Untuk beberapa orang yang alergi makanan juga bisa sebabkan mereka menjadi mengeluarkan suara mengi dan juga bisa sesak napas. Berikut ini beberapa jenis obat untuk meredakan gejala alergi tersebut:
1. Obat pereda mual atau antiemetik
Alergi pada makanan juga bisa sebabkan mual dan pada akhirnya akan muntah. Jika kalian mengalami hal tersebut, pada biasanya dokter akan memberikan resep obat atiemetik atau pereda mual contohnya seperti bismuth subsalisilat yang biasa merek Pepto-Bismol atau Kaopectate.
Selain itu, ada obat antihistamin contohnya seperti dimenhydrinate yang juga bisa membantu untuk meredakan ataupun mencegah terjadinya muntah maupun mual. Antihistamin tersebut dapat bekerja dengan cara memblokir pesan untuk ke otak agar bisa kendalikan muntah maupun mual.
2. Mast cell (sel mast) stabilizer
Sel mast merupakan sel darah putih yang ada pada sistem kekebalan tubuh manusia yang mempunyai tugas utnuk merespon alergen hingga tubuh bereaksi.
Mast cell stabilizer merupakan slaah satu obet yang mempunyai fungsi untuk menghentikan tubuh untuk keluarkan histamin. Pada biasanya dokter umum akan resepkan obat yang satu ini pada saat obat alergi umum tidak bisa bekerja dengan bagus seperti salah satunya antihistamin.
Obat mast cell stabilizer pada biasanya diresepkan dokter ketika gejala mata merah gatal atau konjungtivitis dan hidung tersumbat atau rhinitis. Jenis obat yang satu ini akan aman sampai beberapa hari hingga gejala membaik, akan tetapi tidak dianjurkan menggunakan obat tersebut dengan jangka waktu yang lama.