Data dari BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, dan Asabri di tahun 2020 menyatakan hanya 16% dari total pekerja di sektor formal dan informal yang memiliki program jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
Jika dikelompokkan lagi berdasarkan usia, maka pekerja usia milenial dan gen-z, hanya sebesar 14% yang memiliki program pensiun. Sedangkan 61% lainnya konsisten menggunakan layanan Pay Later.
Jika kamu tidak ingin generasi penerus kamu jadi sandwich generation, ada baiknya kamu mulai mengakumulasi dana pensiun sedini mungkin. Mengumpulkan dana pensiun itu gak gampang, karena harus konsisten untuk menyimpan uang.
Sebagai contoh, jika kamu ingin pensiun di usia 55 tahun sampai 75 tahun, maka kamu harus mengumpulkan dana pensiun untuk kebutuhan hidup selama 20 tahun setelah kamu pensiun.
Asumsikan di masa pensiun nanti, kamu butuh uang hidup Rp3.000.000 per bulan. Maka selama 20 tahun pensiun, kamu butuh total dana pensiun sebesar Rp 720.000.000.
3.000.000 X 12 bulan X 20 tahun.
Andaikan saat ini kamu sedang berusia 30 tahun, maka 25 tahun lagi kamu akan pensiun
Mari asumsikan gaji kamu saat ini Rp8.000.000 per bulan dan sudah mulai menabung dana pensiun dan total dana pensiun kamu adalah Rp720.000.000.
720.000.000 dibagi 25 tahun = Rp28.800.000
Kamu perlu menabung Rp28.800.000 per tahun dari gaji Rp8.000.000 per bulan
28.800.000 dibagi 12 bulan = Rp2.400.000
Setiap bulannya kamu harus menabung Rp2.400.000 atau 30% dari gaji Rp8.000.000.
Porsi Rp2.400.000 tadi bisa dibagi ke beberapa instrumen investasi. Opsi 30% untuk dana pensiun tidak terasa berat jika kamu belum memiliki pasangan. Beda cerita ketika sudah berkeluarga.
Karena itu buat kamu generasi milenial dan Gen-Z, mulai dari sekarang sudah bisa mengakumulasi dana pensiun.
Terutama jika usia kamu masih di bawah 30 tahun, kamu bisa mulai menabung lebih awal dan tentu dengan rasio persentase tabungan yang lebih kecil.